Kamis, 31 Maret 2011

Ketika Pilihan Telah Ditetapkan

"pikir dulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna"

Penulis yakin dan percaya bahwa kita semua tidak asing dengan peribahasa di atas, sebuah kalimat bijak yang kerap diucapkan, baik dari orangtua kepada anak, teman pada sahabat, atau yang kerap kali kita ucapkan kepada orang-orang dimana kita menaruh kepedulian yang besar kepada mereka.

Sekalipun kita sering mendengar atau bahkan mengucapkan sebuah kalimat di atas, namun tak jarang juga kita terjebak ke dalam sebuah lubang yang dinamakan penyesalan itu. Apakah karena kita tidak berpikir sebelum bertindak??? atau tidak berpikir sebelum menjatuhkan pilihan terhadap suatu hal??? tidak juga.

Pada umumnya manusia normal, akan selalu memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan atau sebelum mereka menentukan pilihan berkaitan tentang suatu hal (kecuali manusia gila yang tak punya cukup akal yang lurus untuk berpikir).

Nah, jadi mengapa terkadang kita menyesali sebuah keputusan yang telah kita ambil??? Hal ini bisa terjadi ketika kita tidak mampu mengambil hikmah dari tiap-tiap kejadian. Timbul ketidakpuasan akan keputusan yang telah diambil. Kita lupa bahwa Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Kita lupa bagaimana caranya bersyukur. Kita lupa bahwa hidup tidak akan bisa kita atur sesuai dengan keinginan kita.

Sebenarnya rasa penyesalan tidak perlu timbul ketika sesuatu itu memang telah terjadi. Toh waktu tidak akan kembali, waktu tidak akan pernah bisa diputar ulang.

Hal yang harusnya kita lakukan adalah mengantisipasi keadaan agar di kemudian hari tidak timbul kembali rasa penyesalan karena hal yang sama. Karena, ketika pilihan telah ditetapkan, sesungguhnya kita harus siap untuk menjalankannya dan menerima segala konsekuensi dari penetapan sebuah pilihan tersebut. Karena itu, tetapkan pilihan, lalu bersyukurlah pada setiap keadaan. Akan selalu ada hal positif yang dapat kita syukuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar